Minggu, 07 Agustus 2011

Jakarta….

“Tak ada manusia yang terlahir sempurna, jangan kau sesali segala yang telah terjadi. Kita pasti pernah dapatkan cobaan yang berat, seakan hidup ini tak akan ada artinya lagi, syukuri apa yang ada, hidup adalah anugerah, tetap jalani hidup ini. Melakukan yang terbaik.”

Sepenggal dari lagu yang sering kita dengar, menceritakan tentang hidup dalam diri seseorang yang kadang berpikir untuk menyerah ataupun putus asa. Namun kadang kita berpikir juga untuk selalu sabar dan memberikan yang terbaik dalam hidup walau kadang hidup sering dibilang keras, sulit, ataupun menyakitkan.

Jakarta, sebuah kota yang penuh impian...
Banyak orang ingin menggapai cita – cita di Jakarta, mengadu nasib ataupun hanya ingin merantau, mencari apa itu Jakarta?
Sahabat pernah berkata saat pertama menginjakan kakinya di jakarta. Tentang bagaimana cara hidup dan cara berpikir di jakarta, bukan untuk mengajari melainkan bersahabat dengan ideologi hidup di jakarta. Mungkin orang selalu menganggap hidup di jakarta akan lebih mudah untuk mendapatkan uang ataupun pekerjaan, ada juga yang menganggap tempat untuk belajar dan melatih mental dari jiwa seseorang, kalah atau menang, berlari atau di tinggal, kuat atau lemah dan masih banyak persepsi atau pendapat tentang Jakarta.

Jakarta keras, kejam...
itulah Jakarta, namun ketika seseorang orang mengerti apa itu perjuangan, impian dan keteguhan. Maka Jakarta akan sebaliknya, bukan keras ataupun kejam, melainkan ramah, mudah dan membuat diri sampai pada cita – cita dan tujuan.
Banyak orang yang tidak mampu dan putus asa ketika sudah di Jakarta, dan Banyak orang juga yang bahagia dan merasa nyaman di Jakarta.
Memang tidak mudah kita untuk melaksanakan prinsip dan niat yang sungguh – sungguh di Jakarta, membayangkan sebuah tantangan, perjuangan, usaha keras yang akan dilakukan, Namun Jakarta tetaplah Jakarta, yang selalu setia pada orang selalu ingin menggapainya. Tidak memandang apakah arti dari potensi, modal dan mental kuat. Dia hanya ingin pada orang selalu tegas akan kehidupan.

Mungkin itulah sedikit cerita tentang Jakarta, tentang bagaimana kita seharusnya berideologi dan bersikap di Jakarta untuk lebih baik dalam hidup dan seharusnya semangat dalam jiwa untuk menata kembali niat awal yang sudah di buat di Kota Impian.
Jakarta....

”Jika Ikal dan Aray punya Endessor,
Kami punya Dreamland yang selalu menanti”.

Terima kasih sahabat...
Yang selalu mengajarkan tentang impian, semangat dan hidup di Jakarta..

Entah kapan semua itu ada dalam diri

Entah kapan.
Dan Entah Kapan…


Entah kapan aku akan sadar dalam diri
Untuk tau apa itu arti hidup.

Entah kapan aku bangun
Untuk semua impian yang telah lama tidur

Entah kapan aku berjalan
Untuk menuju arah kemana hati pergi

Entah kapan aku baik
Untuk hidup yang lebih berarti

Entah kapan aku berubah
Untuk cara cara lama dalam diri

Entah kapan aku mengerti
Untuk menyadari hidup ini indah

Entah kapan aku akan belajar dengan baik dan sungguh-sungguh.
Untuk berjuang dan berusaha menggapai cita - cita.

Dan...

Entah kapan aku membuat ibunda tersenyum
Untuk selalu memberikan yang terbaik untuknya...



Jakarta. 6 Agustus 2011

Saat semua tidak berarti.

***
Puisi semangat dulu yang indah,
Puisi yang selalu memberikan kenangan akan bangkitnya kehidupan.
Puisi yang selalu membuat diri tersenyum untuk berjuang mencapai impian dan cita-cita
Puisi akan semua cerita tentang ketulusan, keikhlasan dan senyuman.

Namun semua telah berubah…
Hanya puing dari isi semangat yang terkubur dalam diri yang tersisa.
Menuturkan sebuah akhir yang tidak mampu dan patah.

Hingga deru itu semakin dalam.
Mendengar hentakan dalam jiwa yang menangis.
Mengikuti nurani hidup berbicara.
”untuk menyerah dalam harapan”

Entah kapan diri akan mengerti,
Membuat puisi kembali menjadi indah dan berarti.
Saat semua tiba pada hari yang biasa dan terhenti.

**Semua tidak ada gunanya lagi. Saat semua fisik dan jiwa menyerah.
    I’m Not perfect Person and I’m lost in desperation.